Bijak Menyikapi Hukuman Mati di Saudi
Ketika Membaca berita ini:
Migrant Care: Tak Boleh Basa Basi, Usir Dubes Arab Saudi
(Diberitakan oleh salah satu media besar indonesia)
Kalau saja kasus pengedar narkoba Australia, minta supaya tetap dihukum mati di Indonesia dan jangan takut dengan australia. Katanya harus hormati hukum negara lain
Kasus TKW ini sudah lama sekali, baru diekskusi setelah belasan tahun,
Raja memerintah ditunda karena hak yang boleh memaafkan adalah anaknya masih berusia 2,5 tahun, dengan harapan ketika besar ia mau memaafkan dan pembunuh ibunya tidak jadi dihukum pancung
Raja saudi dan pemerintah Indonesia sudah melakukan lobi-lobi dan membujuk anaknya sebagai pemegang hak memaafkan (ini adalah ajaran Islam, bukan aturan raja)
tetapi anaknya tetap memilih qishas, sekelas raja Saudipun tidak bisa mengubah syariat Islam
sebagai info:
– TKW dipenjara diperlakukan manusiawi dan sangat baik dan sudah hapal hampir sepertiga Al-Quran
– Sebagian ulama berpendapat sebaiknya Saudi menghentikan pengiriman TKW karena mereka tidak bersama mahram dan beberapa mereka juga tidak punya kompeten baik bahasa ataupun ilmu.
kedua belah pihak harus sama-sama memperbaiki diri, baik dari Saudi sebagai penerima TKW dan pihak Indonesia yang mengirim TKW
Perlu baca juga sisi lain TKW di saudi,
jangan hanya baca berita mereka hanya diperkosa dan disiksa
sisi lainnya (saya sudah konfirmasi kebenarannya dengan orang saudi langsung)
1. Ada TKW yang ilegal dan tidak ada izin
2. Beberapa TKW dan TKI tidak punya kompetensi berangkat kerja, bahasa saja sulit atalagi keterampilan alat otomatis misalnya mesin cuci otomatis, cara seterika yang benar. Bisa jadi ini bentuk tidak tanggung jawab badan yang menampung mereka di indonesia (ada berita selama dipenampung sebelum berangkat mereka malah tidak diberi pelatihan, hnya ditarik uangnya saja )
3. Ada juga yang kabur dari majikannya karena lebih bebas, bisa pacaran sesamaTKI atau ada yang menjadi pelacur (karena pekerjaan lebih enak, gak capek kerja) kalau nanti hamil, tinggal lapor ke dubes bilang “saya diperkosa majikan dan disiksa”
nanti akan deportasi dengan bisa makan minum gratis selama dipenampungan
4.Tetap saja banyak TKW nekat pergi baik legal atau ilegal dari dulu sampai sekerang
ini bukti bahwa berita TKI dan TKW semuanya atau sebagian disiksa dan dianggap budak tidaklah benar
Tetapi tidak semua TKI dan TKW seperti diatas, ada juga yang sukses (bahkan disekolahkan oleh majikannya) dan saya punya kenalan beberapa dari mereka
Bukannya membela Saudi dan merendahkan bangsa sendiri tetapi, berita yang masuk perlu berimbang agar kesan bahwa saudi negera kejam akan berkembang bahwa hukum islam juga kejam
Dan kita bisa bayangkan kalau dubes Saudi tidak ada diindonesia? apakah mudah perkara umrah dan haji?
kita harus menyakini bahwa syariat Islam adalah yang terbaik bagi kehidupan manusia karena Allah yang Maha Tahu mana yang terbaik bagi manusia.
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata dalam risalahnya,
الدين مبني على المصالح
في جلبها و الدرء للقبائح
“Agama dibangun atas dasar berbagai kemashlahatan
Mendatangkan mashlahat dan menolak berbagai keburukan”
Kemudian beliau menjelaskan,
ما أمر الله بشيئ, إلا فيه من المصالح ما لا يحيط به الوصف
“Tidaklah Allah memerintahkan sesuatu kecuali padanya terdapat berbagai mashlahat yang tidak bisa diketahui secara menyeluruh” [Risaalah fiil Qowaaidil fiqhiyah hal. 41, Maktabah Adwa’us salaf]
Note: tulisan kami ini sudah diperiksan dan dicek oleh seorang ustadz yang sudah lama tinggal di Saudi
@Laboratorium Klinik RSUP DR Sardjito, Yogyakarta tercinta
Penyusun: dr. Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
silahkan like fanspage FB , subscribe facebook dan follow twitter
jangan jangan media tersebut terprovokasi syiah. tujuan mengusir dubes saudi dan banyak mengundang pentolan syiah iran.. na’udzubillah hi mindalik.. semoga Alloh selalu menjaga dan melindungi bangsa ini dari musuh musuh Islam..
Anda bilang:
“Sebagian ulama berpendapat sebaiknya Saudi menghentikan pengiriman TKW karena mereka tidak bersama mahram dan beberapa mereka juga tidak punya kompeten baik bahasa ataupun ilmu.”
Tanggapan saya:
Yang bisa menghentikan “pengiriman” itu Indonesia, bukan Saudi.
Kan, Indonesia yang “mengirim”.