Bimbingan IslamMuamalah

Dapat Masalah Malah Bersyukur?

Dalam Islam, tingkatan menghadapi musibah dan masalah:

1. Marah (tidak terima)
2. Menahan diri/bersabar (hati mungkin masih tidak terima, tetapi menahan diri)
3. Ridha (hati menerima dan lapang dada)
4. BERSYUKUR karena penghapus dosa dan meningkatkan derajat

Ini sebagaimana dijelaskan oleh syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah

لأن الإنسان عند حلول المصيبة له أربع حالات: الحالة الأولى: أن يتسخَّط والحالة الثانية: أن يصبر والحالة الثالثة: أن يرضى.والحالة الرابعة: أن يشكر.هذه أربع حالات تكون للإنسان عندما يصاب بالمصيبة.

 “Manusia ketika tejadi musibah ada 4 keadaan:  [1]Marah, [ 2] Bersabar [3] Ridha [4] Bersyukur. Inilah keadaan manusia ketika terjadinya musibah.”[1]

Kami Mendapatkan sharing tulisan yang bagus (semoga Allah memberikan kebaikan yang banyak kepada penulisnya):

Orang konyol buat masalah…

Orang kerdil memperbesar masalah….

Orang biasa membicarakan masalah….

Orang besar mengatasi masalah…..

Orang bijak bersyukur dengan
masalah….

Orang kreatif melihat peluang dari
masalah….

Orang bertaqwa naik derajat karena
masalah….

Jadi, ga ada masalah dengan “masalah”….

Masalahnya, bagaimana cara kita
menyikapi “masalah”….

Karena hakikatnya, hidup itu rangkaian “masalah” demi “masalah”.

So, Jadikanlah “MASALAH” sebagai “Masa mengenal Allah”.

[selesai kutipan]

Demikianlah ajaran Islam. Mengajarkan bijak menghadapi masalah bahkan bersyukur.

Cobaan dan musibah itu selalu datang dan niat Allah adalah agar membersihkan dosa-dosa kita ketika kita bijak menyikapinya, berkhusnudzan bahkan bisa bersyukur. Sehingga bisa jadi kita menghadap Allah tanpa dosa sama sekali

Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

مَا يَزَالُ الْبَلاَءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي جَسَدِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ حَتَّى يَلْقَى اللهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةٌ

 “Cobaan akan selalu menimpa seorang mukmin dan mukminah, baik pada dirinya, pada anaknya maupun pada hartanya, sehingga ia bertemu dengan Allah tanpa dosa sedikitpun.”[2]

 

Melihat besarnya keutamaan tersebut, pada hari kiamat nanti, banyak orang yang berandai-andai jika mereka ditimpakan musibah di dunia sehingga menghapus dosa-dosa mereka dan diberikan pahala kesabaran. Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

يَوَدُّ أَهْلُ الْعَافِيَةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَّ جُلُودَهُمْ قُرِضَتْ بِالْمَقَارِيضِ مِمَّا يَرَوْنَ مِنْ ثَوَابِ أَهْلِ الْبَلاَءِ.

Manusia pada hari kiamat menginginkan kulitnya dipotong-potong dengan gunting ketika di dunia, karena mereka melihat betapa besarnya pahala orang-orang yang tertimpa cobaan di dunia.[3]

Demikian semoga bermanfaat

@Laboratorium Klinik RSUP DR Sardjito, Yogyakarta tercinta

Penyusun:  dr. Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

silahkan like fanspage FB , subscribe facebook dan   follow twitter

 

[1] Syarah Riyadhus Shalihin  sumber: http://www.ibnothaimeen.com/all/books/article_18012.shtml

[2] HR. Ahmad, At-Tirmidzi, dan lainnya, dan dinyatakan hasan shahih oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi, 2/565 no. 2399

[3] HR. Baihaqi: 6791, lihat ash-Shohihah: 2206.

Related Articles

5 Comments

  1. Assalamu’alaikum
    Ustad sya mau bertanya, apakah ada hukum islam yg menjelaskan tentang keharusan memakai nama istri dalam membeli sesuatu, misal motor atau mobil?
    Terima kasih mohon pencerahan nya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button