[Rubrik: Faidah Ringkas]
Jika kita membaca berbagai literatur, kebengisan kaum Zionis Yahudi yang dilakukan kepada kaum Muslimin di Palestina dan upaya mereka untuk merebut tanah suci tersebut ternyata bukan tanpa alasan. Dengan mengacu pada kitab suci mereka, mereka merasa bahwa tanah Palestina dan sekitarnya adalah ardhul mi’ad (tanah yang dijanjikan) untuk mereka. Mereka mengklaim bahwa tanah Palestina adalah milik mereka sebagai keturunan Bani Israil karena nenek moyang mereka yaitu Nabi Ibrahim sudah terlebih dahulu menempatinya.
Berikut ini adalah beberapa jawaban untuk klaim dusta tersebut.
Pertama, klaim mereka bahwa mereka adalah keturunan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam sudah ditentang oleh Allah di dalam Al-Quran.
Allah berfirman,
أَمْ تَقُولُونَ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطَ كَانُوا هُودًا أَوْ نَصَارَىٰ ۗ قُلْ أَأَنْتُمْ أَعْلَمُ أَمِ اللَّهُ ۗ وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ كَتَمَ شَهَادَةً عِنْدَهُ مِنَ اللَّهِ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
“Ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nashrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nashrani. Katakanlah : “Apakah kamu yang lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya”, Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Baqarah: 140)
Kalaupun mereka tetap bersikeras mengaku sebagai keturunan Nabi Ibrahim, maka kaum Muslimin juga keturunan Nabi Ibrahim dari jalur anaknya Nabi Ismail. Kira-kira siapakah yang lebih berhak?! Dan jika dibandingkan, maka nasab yang dimiliki oleh orang-orang Yahudi tidak ada artinya, bila masih berkutat dalam kekufuran.
Kedua, sebelum Bani Israil masuk ke wilayah tersebut, tanah Palestina bahkan telah didiami dan dikuasai oleh suku-suku Arab sebelumnya.
Kabilah Finiqiyyin telah menempati wilayah utara sekitar tahun 3000SM. Kabilah Kan’aniyyun telah menempati bagian selatan sekitar tahun 2500SM. Mereka adalah suku-suku bangsa Arab yang berhijrah dari Jazirah Arab. Lalu datang kelompok lain yang dikenal dengan Kabilah Falestin tahun 1200SM menempati wilayah antara Ghaza dan Yafa. Hingga akhirnya nama ini menjadi sebutan bagi seluruh wilayah tersebut.
Itu artinya, secara historis telah jelas bahwa Bani Israil bukanlah bangsa yang pertama menempati Palestina. Bahkan daerah itu sudah dihuni oleh suku-suku Arab sejak beribu-ribu tahun lamanya, sebelum kedatangan Bani Israil.
Ketiga, generasi Yahudi pada masa sekarang ini bukan lagi keturunan Bani Israil yang murni.
Fakta menunjukkan bahwa bahwa ras mereka sudah bercampur-campur. Sejarah mencatat bahwa mereka adalah kaum yang terusir dimana-mana, lantas mengembara dan mengungsi ke berbagai daerah. Konsekuensinya mereka berinteraksi dengan kaum dimana mereka berada, lelaki Yahudi menikahi wanita non Yahudi atau wanita Yahudi menikah dengan lelaki non Yahudi, dan terus beranak-pinak dengan bangsa lainnya. Sehingga terputuslah nasab mereka dengan nenek moyangnya.
Keempat, mereka mengklaim bahwa tanah Palestina adalah tanah yang dijanjikan oleh Allah untuk mereka berdasarkan ayat,
يَا قَوْمِ ادْخُلُوا الْأَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ الَّتِي كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَلَا تَرْتَدُّوا عَلَىٰ أَدْبَارِكُمْ فَتَنْقَلِبُوا خَاسِرِينَ
“Hai kaumku, masuklah ke tanah suci yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena kamu takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi.” (QS Al-Maidah: 21)
Kisah penaklukan ini dilakukan oleh Nabi Yusya bin Nun ketika memimpin Bani Israil untuk mengalahkan suku bengis di dalam Palestina, lalu akhirnya mereka berhasil mengalahkannya dan itulah sejarah kembalinya Bani Israil ke tanah Palestina.
Tetapi jika kita menelaah konteks dan rentetan ayat, ketika mereka diajak oleh Nabi Musa untuk ikut berperang sebenarnya mereka malah menolaknya. Bagaimana bisa mereka menolak tetapi kemudian menagih?! Sesungguhnya janji Allah adalah untuk mereka yang menyambut seruan Allah dan RasulNya serta melaksanakan perintah-perintahnya.
Lebih dari itu, orang-orang Yahudi pada masa ini, mereka bukan lagi Bani Israil yang dimaksudkan dalam ayat, sebagaimana juga telah dipaparkan sebelumnya.
Itulah beberapa jawaban atas propaganda yang sering dilancarkan oleh kaum Zionis Yahudi untuk mendukung misi-misi kejahatan mereka. Semoga bermanfaat bagi kaum muslimin agar tidak termakan oleh propaganda usang tersebut.
Artikel www.muslimafiyah.com | Asuhan Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp.PK. Alumnus Ma’had Al Ilmi Yogyakarta