FiqhManhaj

Mengusap Khuf (Sepatu) Ketika Berwudhu

Sebelumnya ada baiknya lebih dahulu kita bahas apa yang dimaksud dengan khuf dan mengusaf khuf.

Pengertian khuf

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullahu berkata,

والخُفَّان: ما يُلبَسُ على الرِّجل من الجلود، ويُلْحَقُ بهما ما يُلبَسُ عليهما من الكِتَّان، والصُّوف، وشبه ذلك من كُلِّ ما يُلبَسُ على الرِّجْل مما تستفيدُ منه بالتسخين

“khuf adalah sesuatu yang dipakai pada kaki yang terbuat dari kulit, disamakan juga dengan apa yang dipakai dari bahan linan, wol dan lain-lain yang dipakai pada kaki untuk memberikan kehangatan.”[1]

 

Jadi khuf adalah sebagaimana yang kita pakai di zaman ini seperti sepatu, kaos kaki, sandal dan penutup kaki  dan lainnya.

 

Mengusap khuf adalah ijma’ ulama ahlus sunnah dan para sahabat radhiallahu ‘anhum.

Imam Ahmad rahimahullahu  berkata,

لَيْسَ فِيْ قَلْبِيْ مِنَ الْمَسْحِ شَيْءٌ, فِيْهِ أَرْبَعُوْنَ حَدِيْثًا عَنْ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه و سلم , مَا رَفَعُوْا إِلَى النَّبِيِّ  وَمَا وَقَفُوْا

Tidak ada dalam hatiku (keraguan) sedikitpun tentang mengusap (khuf). Ada empat puluh hadits dari para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ada yang marfu’ dan ada yang mauquf.”[2]

 

Berkata Hasan Al-Bashri rahimahullahu

حَدَّثَنِيْ سَبْعُوْنَ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم, أَنَّهُ مَسَحَ عَلَى الْخُفَّيْنِ

Telah menceritakan kepadaku tujuh puluh orang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusap kedua khuf.”[3]

 

Cara Mengusap khuf

Jika seseorang hendak berwudhu dalam keadaan mengenakan khuf, maka ia tidak perlu membuka khuf-nya untuk mencuci kaki namun cukup sebagai gantinya mengusap di atas khuf-nya.

Syaikh Shalih Al-Fauzan hafidzahullahu berkata,

فإن الشارع رخص للمتوضئ أن يمسح على هذه الحوائل , ويكتفي بذلك عن نزعها وغسل ما تحتها ; تخفيفا منه سبحانه وتعالى على عباده , ودفعا للحرج عنهم

“Syariat memberikan keringanan/rukshah  kepada orang yang berwudhu untuk mengusap khuf pada berbagai keadaan ini. Tidak perlu mencopot khuf dan cukup membersihkan bagian atasnya, ini merupakan keringanan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi hamba-Nya dan menghilangkan kesusahan dari mereka.”[4]

Allah Ta’ala berfirman,

وَامْسَحُوْا بِرُؤُوْسِكُمْ وَأَرجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ

“Dan usaplah kepala-kepala kalian dan kaki-kaki kalian hingga ke mata kaki.” (Al-Maidah 6)

Cara membaca/ qira’ah lafadz [وَأَرجُلَكُمْ] pada huruf [ل] ada dua cara baca bisa di-kasrah/Majrur atau di-Fathah/manshub.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullahu berkata,

أن قراءة النَّصب دلَّت على وجوب غسل الرِّجلين.وأما قراءة الجر؛ فمعناها: اجعلوا غسلكم إِيَّاها كالمسح

“Cara baca nashab/fathah menunjukkan wajibnya membasuh kedua kaki [saat tidak memakai khuf] sedangkan cara baca jarr/ kasrah maknanya jadikanlah membasuhnya sebagaimana mengusap [saat memakai khuf].”[5]

 

Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi ajma’in. Walamdulillahi robbil ‘alamin.

 

@Pogung Dalangan,  Yogyakarta Tercinta

Penyusun:   Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

 

silahkan like fanspage FB , subscribe facebook dan   follow twitter

 

 

 


[1] Syarhul Mumti’ 1/113, Maktabah Jundul Afkar, cet. I, Koiro

[2] Al-Mugni 1/361, Darul Fikr, Beirut, cet. I, 1405 H, Syamilah

[3] Al-Ausath 1/433, Dar Thaiyyah, Riyadh, cet. I, 1405 H, Syamilah

[4] Mulakkhas Fiqhiyah 1/32, Darul Aqidah, Iskandariyah, cet. I, 1430 H

[5] Syarhul Mumti’ 1/109

Related Articles

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button