AdabBimbingan IslamFiqhKesehatan Islam

Meskipun Sakit, Pahala Amal Yang Tidak Dikerjakan Tetap Mengalir

Mungkin ada beberapa dari kita yang tatkala tertimpa penyakit bersedih karena tidak bisa malakukan aktivitas, tidak bisa belajar, tidak bisa mencari nafkah dan tidak bisa melakukan ibadah sehari-hari yang biasa kita lakukan. Bergembiralah karena Allah ternyata tetap menuliskan pahala ibadah bagi kita yang biasa kita lakukan sehari-hari. Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

إذا مرض العبد أو سافر كتب له مثل ما كان يعمل مقيما صحيحا

“Apabila seorang hamba sakit atau sedang melakukan safar, Allah akan menuliskan baginya pahala seperti saat ia lakukan ibadah di masa sehat dan bermukim.”[1]

 

Tidak semua sakit, pahala otomatis mengalir

Ada beberapa yang perlu diperhatikan agar ketika sakit atau bersafar pahala terus mengalir, meskipun kita tidak melakukannya

-Berniat ingin melaksanakannya dan bertekad, seandainya ia tidak sakit akan melaksanakan rutinitasnya

Al-Hafidz Ibnu hajar Al-Asqalani rahimahullah menjelaskan

وهو في حق من كان يعمل طاعة فمنع منها وكانت نيته لولا المانع أن يدوم عليها

“Ini adalah bagi orang yang terbiasa melakukan ketaatan dan kemudian ia tercegah (oleh sakit atau safar) dan niatnya jika tidak ada penghalang ia akan melakukan rutinitasnya.”[2]

 

-ibadah tersebut rutin ia lakukan

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata,

يعني أن الإنسان إذا كان من عادته أن يعمل عملاً صالحاً ، ثم مرض فلم يقدر عليه ، فإنه يكتب له الأجر كاملاً . والحمد لله على نعمه  إذا كنت مثلاً من عادتك أن تصلي مع الجماعة ، ثم مرضت ولم تستطيع أن تصلي مع الجماعة ، فكأنك مصل مع الجماعة ، يكتب لك سبع وعشرون درجة

“maksudnya jika manusia terbiasa melakukan amal shalih, kemudian ia sakit dan tidak mampu melaksanakannya maka ditulis baginya pahala sempurna. Alhamdulillah atas segala nikmat-Nya. Jika engkau biasa shalat berjamaah kemudian engkau tidak mampu shalat berjamaah maka ditulis bagi engkau pahala 27 derajat.”[3]

 

Demikian semoga bermanfaat

 

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush shalihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam

 

@Gedung Radiopoetro FK UGM,  Yogyakarta Tercinta

Penyusun:  dr. Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

 

silahkan like fanspage FB , subscribe facebook dan   follow twitter

 

 


[1] HR. Bukhari  dalam shahihnya

[2] Fathul Bari 6/136

[3] Syarh Riyadhus shalihin libni Ustaimin

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button