Pelit Terhadap Dirinya Sendiri
Tahukan anda, bahwa ada manusia yang sangat pelit sekali, bahkan sampai pada derajat pelit terhadap dirinya sendiri padahal ia sedang butuh. Uangnya banyak dan ia mampu membeli, tapi ia pelit takut hartanya berkurang:
- Ia mampu membeli baju yang bagus (tidak harus mahal), tapi ia tidak beli karena takut hartanya berkurang. Padahal termasuk sunnah adalah berpakaian dengan pakaian yang bagus jika mampu.[1]
- Ia butuh berobat dan mampu membayarnya, tetapi ia memilih tidak berobat karena takut hartanya berkurang.
Ini adalah puncak dari penyakit hati yaitu kikir/bakhil. Ibnu Qudamah Al-Maqdisi berkata:
ﻭﺃﺷﺪ ﺩﺭﺟﺎﺕ ﺍﻟﺒﺨﻞ ﺃﻥ ﻳﺒﺨﻞ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻋﻠﻰ ﻧﻔﺴﻪ ﻣﻊ ﺍﻟﺤﺎﺟﺔ،ﻓﻜﻢ ﻣﻦ ﺑﺨﻴﻞٍ ﻳﻤﺴﻚ ﺍﻟﻤﺎﻝ،ﻭﻳﻤﺮﺽ ﻓﻼ ﻳﺘﺪﺍﻭﻯ،ﻭﻳﺸﺘﻬﻲ ﺍﻟﺸﻬﻮﺓ ﻓﻴﻤﻨﻌﻪ ﻣﻨﻬﺎ ﺍﻟﺒﺨﻞ
“Derajat pelit yang paling parah adalah pelit terhadap diri sendiri padahal ia sedang membutuhkan, betapa banyak manusia yang menahan hartanya (tidak keluar), semisal ketika sakit dan tidak berobat. Ia sedang berhajat terhadap sesuatu tetapi ia tahan karena pelit.” [2]
Bahkan terhadap keluarga yang ia cintai, terhadap anak-anak dan istrinya ia juga pelit, padahal sedang membutuhkan. Allah berfirman,
ﻭَﻻ ﺗَﺠْﻌَﻞْ ﻳَﺪَﻙَ ﻣَﻐْﻠُﻮﻟَﺔً ﺇِﻟَﻰ ﻋُﻨُﻘِﻚَ ﻭَﻻ ﺗَﺒْﺴُﻄْﻬَﺎ ﻛُﻞَّ ﺍﻟْﺒَﺴْﻂِ ﻓَﺘَﻘْﻌُﺪَ ﻣَﻠُﻮﻣًﺎ ﻣَﺤْﺴُﻮﺭًﺍ
“Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu (terlalu kikir) dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya (terlalu boros), karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.” (Al-Israa: 29).
Asy-Syaukani menjelaskan tafsir ayat,
ﻭﺍﻟﻤﺮﺍﺩ ﺍﻟﻨﻬﻲ ﻟﻺﻧﺴﺎﻥ ﺑﺄﻥ ﻳﻤﺴﻚ ﺇﻣﺴﺎﻛﺎً ﻳﺼﻴﺮ ﺑﻪ ﻣﻀﻴﻘﺎً ﻋﻠﻰ ﻧﻔﺴﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﺃﻫﻠﻪ
“Maksud larangan adalah pada manusia yang menahan hartanya (benar-benar pelit) sehingga mempersulit dirinya sendiri dan keluarganya.”[3]
Semoga kita dijauhkan dari sifat kikir terhadap orang lain terlebih-lebih terhadap diri dan keluarga. Berikut doa berlindung dari sifat kikir.
ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇِﻧِّﻲْ ﺃَﻋُﻮْﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻬَﻢِّ ﻭَﺍﻟْﺤُﺰْﻥِ، ﻭَﺍﻟْﻌَﺠْﺰِ ﻭَﺍﻟْﻜَﺴَﻞِ، ﻭَﺍﻟْﺒُﺨْﻞِ ﻭَﺍﻟْﺠُﺒْﻦِ، ﻭَﺿَﻠَﻊِ ﺍﻟﺪَّﻳْﻦِ ﻭَﻏَﻠَﺒَﺔِ ﺍﻟﺮِّﺟَﺎﻝِ
[Allahumma innii a’udzubika minalhammi walhuzni wal’ajzi walkasali walbukhli waljunbi wa dhala’idaini wa ghalabatirrijali]“Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari (hal yang) menyedihkan dan menyusahkan, lemah dan malas, bakhil dan penakut, lilitan hutang dan penindasan orang.”[4]@Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
Catatan kaki:
[1] Silahkan baca tulisan kami:
[3] Fathul Qadiir 3/318
[4] HR. Al-Bukhari 7/158