Ada Kalanya Setan Pencuri Berita Langit Lolos dari Lemparan Bintang
#IndonesiaBertauhid
-Dalam pelajaran TAUHID sebelumnya, dijelaskan bahwa salah satu fungsi bintang adalah melempar setan yang berusaha mencuri berita masa depan dari langit
Silahkan baca:
-Sejak diutusnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, setan sudah tidak bisa/mudah lagi mencuri dengar berita dari langit karena ada bintang yang mengintai setan dan melempar mereka
-Ketika Allah memberitahukan malaikat akan kejadian masa depan, maka ini menjadi perbincangan malaikat di langit
-Nah, ini yang dicuri dengar oleh setan, yaitu mencuri dengar perbincangan malaikat
-Karenanya sebelum di utusnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam, para dukun dan peramal dunia bisa jadi ramalannya tepat karena diberi tahu setan yang berhasil mencuri berita langit
-Pantesan katanya dahulu itu para dukun dan penyihir lebih “dahsyat” dibanding sekarang
-Setelah diutusnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam, setan sudah tidak mudah lagi mencuri berita langit
-Akan tetapi, ada kalanya (jarang/sangat jarang) setan yang mencuri berita berhasil mendengarkan, kemudian sempat menyampaikan kepada setan di bawahnya
(jadi setan-setan ini menduduki langit dengan posisi berantai tiap langitnya sesuai pos masing-masing dari bawah ke atas)
-Setan tersebut, sebelum terkena lemparan bintang, berhasil menyampaikan ke setan di bawahnya dan akhirnya berita ini sampai ke dukun dan peramal
-Akan tetapi satu berita benar ini akan ditambahkan oleh setan dengan 100 kebohongan
-Lho kok masih ada yang percaya, iya demikianlah masyarakat yang belum terdidik TAUHID
“Kalau peramal benar sekali dan salah 100x, yang diingat terus dan heboh adalah ramalan yang tepat”
Kebalikan dengan ustadz atau ulama
“kalau ada kesalahan satau saja di antara 1000 kebaikan (yang banyak), maka yang diingat terus adalah kesalahannya”
-Iya demikianlah, kita sangat dilarang mempercayai ramalan (zodiak, kartu tarot dll) dan ilmu ghaib meskipun hanya main-main/bercanda saja, mendatangi dukun dan paranormal
Silahkan baca agar lebih paham:
-Berikut hadits cukup panjang menceritakan hal ini,
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا قَضَى اللَّهُ الأَمْرَ فِى السَّمَاءِ ضَرَبَتِ الْمَلاَئِكَةُ بِأَجْنِحَتِهَا خُضْعَانًا لِقَوْلِهِ كَأَنَّهُ سِلْسِلَةٌ عَلَى صَفْوَانٍ فَإِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ ، قَالُوا لِلَّذِى قَالَ الْحَقَّ وَهُوَ الْعَلِىُّ الْكَبِيرُ فَيَسْمَعُهَا مُسْتَرِقُ السَّمْعِ ، وَمُسْتَرِقُ السَّمْعِ هَكَذَا بَعْضُهُ فَوْقَ بَعْضٍ – وَوَصَفَ سُفْيَانُ بِكَفِّهِ فَحَرَفَهَا وَبَدَّدَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ – فَيَسْمَعُ الْكَلِمَةَ ، فَيُلْقِيهَا إِلَى مَنْ تَحْتَهُ ثُمَّ يُلْقِيهَا الآخَرُ إِلَى مَنْ تَحْتَهُ ، حَتَّى يُلْقِيَهَا عَلَى لِسَانِ السَّاحِرِ أَوِ الْكَاهِنِ ، فَرُبَّمَا أَدْرَكَ الشِّهَابُ قَبْلَ أَنْ يُلْقِيَهَا ، وَرُبَّمَا أَلْقَاهَا قَبْلَ أَنْ يُدْرِكَهُ ، فَيَكْذِبُ مَعَهَا مِائَةَ كَذْبَةٍ ، فَيُقَالُ أَلَيْسَ قَدْ قَالَ لَنَا يَوْمَ كَذَا وَكَذَا كَذَا وَكَذَا فَيُصَدَّقُ بِتِلْكَ الْكَلِمَةِ الَّتِى سَمِعَ مِنَ السَّمَاءِ
“Ketika Allah menetapkan suatu urusan di langit, malaikat lantas meletakkan sayapnya dalam rangka tunduk pada perintah Allah. Firman Allah yang mereka dengarkan itu seolah-olah seperti suara gemerincing rantai di atas batu. Hal ini memekakkan mereka. Apabila rasa takut telah dihilangkan dari hati mereka, mereka mengucapkan, “Apa yang telah difirmankan oleh Rabb kalian?” Mereka menjawab, “Perkataan yang benar. Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
“Setan-setan penyadap berita itu pun mendengarkan berita itu. Para penyadap berita itu posisinya saling bertumpuk-tumpukkan. Sufyan menggambarkannya dengan memiringkan telapak tangannya dan merenggangkan jari-jemarinya. Jika setan yang di atas mendengar berita itu, maka segera disampaikan kepada setan yang berada di bawahnya. Kemudian yang lain juga menyampaikan kepada setan yang berada di bawahnya hingga sampai kepada tukang sihir dan dukun.”
“Terkadang setan penyadap berita itu terkena api sebelum sempat menyampaikan berita itu. Terkadang pula setan itu bisa menyampaikan berita itu sebelum terkena api. Lalu dengan berita yang didengarnya itulah tukang sihir atau dukun membuat 100 kedustaan. Orang-orang yang mendatangi tukang sihir atau dukun pun mengatakan, “Bukankah pada hari ini dan itu, dia telah mengabarkan kepada kita bahwa akan terjadi demikian dan demikian?” Akibatnya, tukang sihir dan dukun itu pun dipercaya karena satu kalimat yang telah didengarnya dari langit. (HR. Bukhari no. 4800).
-Ayo terus semangat belajar dan mendakwahkan TAUHID, kunci kebahagiaan sejati
@Gemawang, Yogyakarta tercinta
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com