Kesehatan Islam

Begini Nih Maksudnya Curhat Hanya Kepada Allah

#IndonesiaBertauhid

-Dulu ketika belajar TAUHID, sempat bingung, mengenai curhat mengadu hanya kepada Allah, maksudnya gimana ya?

-Curhat dan mengadu iya, tapi ini ada masalah atau beban, dan kita belum tentu dapat semacam “ilham” dari Allah untuk  menyelesaikannya dan mengurangi beban

-Ternyata setelah belajar TAUHID lebih dalam, maksudnya sangat luar biasa dan terkandung hikmah, sangat penting dalam menjalani hidup kita

-Jadi begini, semakin baik tauhid seseorang, semakin tinggi ketergantungan dan keterikatannya kepada Allah, selalu ingat Allah apapun kondisinya, bahkan dalam Hadits sampai tali sandalnya yang putus (hal sepele maksudnya), ia segera memohon kepada Allah agar menggantikan yang lebih baik

-Mengenai TAUHID, teori memang mudah tapi menjalankannya sulit, karenanya Tauhid jadi pelajaran yang diuang-ulang seumur hidup

-Ketika ada masalah, musibah dan beban berat, maka orang yang bertauhid, yang paling pertama ia lakukan adalah segera ingat Allah, berdoa kepada Allah, istigfar agar dimudahkan dan diberi kesabaran

-Atau jika masih berat ia akan segera melakukan amal kebaikan, shalat, sedekah berbuat baik dan manfaf kepada manusia, agar meraih ridho Allah dan memilih waktu mustajab misalnya sepertiga malam untuk mengadu dan mengeluhkan perkaranya kepada Allah

-Inilah contoh perbuatan orang shalih sebelum kita

Nabi Ya’qub ‘alaihis salam berkata,

إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ

“Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.” (Yusuf : 86).

-Bisa saja setelah itu, kita diberikan kemudahan, kelapangan dan jalan keluar oleh Allah, kita dibuat mengingat kembali agar bersabar dan besarnya pahala bersabar

-Nah, setelah mengadu kepada Allah, barulah ia MUSYAWARAHKAN urusannya/masalahnya dengan manusia

-Dimusyawarahkan, karena ini adalah perintah Allah

Allah berfirman,

وَ شَاوِرْهُمْ في الأَمْرِ

“Maka bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.” (Ali Imran: 159)

-Tapi tidak semua manusia diajak musyawarah, hanya 1-2 orang atau beberapa orang saja (tidak perlu banyak orang tahu masalahnya) yang kira-kira bisa membantu memberikan solusi dan nasehat atas masalah dan bebannya. Misalnya ustadz, ortu, sahabat, ahli psikologi dll

-Itupun ketika musyawarah, ia tampakkan kepada manusia wajah yang tegar, dia hanya butuh masukan dan solusi bukan belas kasih mereka, karena hanya Allah yang dia harapkan kasih sayang-Nya

-Bahkan salah satu trik agar tetap bergantung kepada Allah dan berusaha menyembunyikan masalah di hadapan manusia,
ketika musyawarah ia menceritakan kasusnya dengan cerita “orang ketiga”
Misalnya: “Bagaimana pendapat dan solusi, ada orang dengan masalah dan kasus begini begitu..”
padahal orang itu adalah dia yang bertanya

-Nah, setelah dapat solusi hasil musyawarah, dia akan jalani solusi itu dengan memohon pertolongan Allah

-Apapun hasilnya itulah takdir terbaik baginya, yang penting sudah berusaha, Allah sangat sayang terhadap hamba-Nya melebihi kasih sayang ibu kepada bayi dalam buaian setelah terpisah lama (kandungan hadits)

-Sikap yang menunjukkan Tauhid yang kurang adalah ketika ada masalah dan beban, maka ia lupa Allah, dan segera mencari manusia untuk curhat, berkeluh-kesah, bahkan caci-maki tidak terima dengan takdir Allah,
padahal manusia itu juga tidak bisa memberikan solusi atau bantuan apapun

-Lebih parah lagi (maaf) ia berkeluh kesah kepada semua orang, mengeluh di sosmed, agar semua manusia tahu masalahnya, ini bukan sikap orang yng bertauhid

-Curhat dan mengeluh kepada manusia dahulu, berarti: ANDA MENGADUKAN PERBUATAN ALLAH KEPADA MANUSIA”

-Yang namanya manusia, anda mengeluh kepadanya, maka belum tentu dia senang, bahkan kadang bosan mendengar keluhan orang lain, bisa jadi dia bermuka manis dan mendengarkan curhat anda, tetapi bisa jadi dia “berbicara lain” di hatinya atau malah menyebarkan aib anda dengan bergosip, ya itulah manusia, siapa yang tahu

-Tetapi Allah Rabb kita, semakin kita mengeluh, merengek dan memohon kepadanya, makin baik. Berbeda dengan manusia yang sebaliknya

-Nah, ini dia sangat penting pelajaran TAUHID dalam hidup kita

-Yuk kita belajar TAUHID lagi, ajarkan keluarga dan dakwahnya, tentu tidak lupa amalkan dan berdoa

Semoa kita selalu bisa mengamalkan ilmu kita

Demikian semoga bermanfaat

@Kereta Api Jogja-Jakarta

Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

Related Articles

10 Comments

  1. assalamualaikum ustad
    ana mau tanya..
    saya seorang wanita yang akan menikah insya Allah bulan depan.
    dan saya seorang guru sd.
    orang tua saya mengatakan saya harus bekerja setelah menikah, dan calon saya juga menyetujuinya.
    Disini saya bingung pekerjaan apa yg cocok utk diri saya ini, orangtua saya berselisih, mama saya ingin saya menjadi guru, bpk saya ingin saya menjadi dosen.
    disini ada plus minusnya ustadz.
    saya sebutkan biar lebih lebih jelas.
    jadi guru itu
    sekarang pulang jam 3 sore, tapi kdg bisa minta ijin pulang cepet. tapi ga bisa tiap hari minta ijin plg cepat.
    gajinya tidak besar.
    bisa menjadi tabungan saya diakhirat dikarenakan mengajarkan anak2 dalam beribadah.
    akan tetapi kadang mengajarkan anak yang buruk tentang belajar bermain musik.
    kadang ga dihargai orang tua murid.
    dekat rumah.
    ilmu saya dalam hal duniawi berhenti disitu aja, kalo ilmu agama wallahu’alam.
    pertemanan saya disitu aja, insya Allah ga ada ikhtilat dengan lawan jenis.

    kalo dosen waktunya flexible
    jadi bisa ikut kajian, ngurus anak untuk masa depan insya Allah.
    tempatnya jauh dari rumah
    bisa berkembang ilmu dunia dan akhirat insya allah , jadi ilmu saya ga stuck disitu aja.
    saya gatau gaji dosen.
    kadang berikliwat dengan mahasiswa, karena saya masih muda.

    yang jelas keduanya saya harus kuliah lagi.
    kuliah jadi guru sd 1,5 tahun
    kuliah dosen s2, 2tahun.

    menurut ustad pekerjaan apa yang terbaik untuk saya?

    saya tau pekerjaan yang paling baik untuk seorang wanita adalah dirumah mengurus RT.

    tapi orang tua menyuruh dan calon menyetujuinya, apa yang harus saya lakukan.
    saya berdoa kepada Allah belom tau jawabannya..

    jazakallahu khair

    wassalamualaikum

  2. assalamualaikum ustad
    ana mau tanya..
    saya seorang wanita yang akan menikah insya Allah bulan depan.
    dan saya seorang guru sd.
    orang tua saya mengatakan saya harus bekerja setelah menikah, dan calon saya juga menyetujuinya.
    Disini saya bingung pekerjaan apa yg cocok utk diri saya ini, orangtua saya berselisih, mama saya ingin saya menjadi guru, bpk saya ingin saya menjadi dosen.
    disini ada plus minusnya ustadz.
    saya sebutkan biar lebih lebih jelas.
    jadi guru itu
    sekarang pulang jam 3 sore, tapi kdg bisa minta ijin pulang cepet. tapi ga bisa tiap hari minta ijin plg cepat.
    gajinya tidak besar.
    bisa menjadi tabungan saya diakhirat dikarenakan mengajarkan anak2 dalam beribadah.
    akan tetapi kadang mengajarkan anak yang buruk tentang belajar bermain musik.
    kadang ga dihargai orang tua murid.
    dekat rumah.
    ilmu saya dalam hal duniawi berhenti disitu aja, kalo ilmu agama wallahu’alam.
    pertemanan saya disitu aja, insya Allah ga ada ikhtilat dengan lawan jenis.

    kalo dosen waktunya flexible
    jadi bisa ikut kajian, ngurus anak untuk masa depan insya Allah.
    tempatnya jauh dari rumah
    bisa berkembang ilmu dunia dan akhirat insya allah , jadi ilmu saya ga stuck disitu aja.
    saya gatau gaji dosen.
    kadang berikliwat dengan mahasiswa, karena saya masih muda.

    yang jelas keduanya saya harus kuliah lagi.
    kuliah jadi guru sd 1,5 tahun
    kuliah dosen s2, 2tahun.

    menurut ustad pekerjaan apa yang terbaik untuk saya?

    saya tau pekerjaan yang paling baik untuk seorang wanita adalah dirumah mengurus RT.

    tapi orang tua menyuruh dan calon menyetujuinya, apa yang harus saya lakukan.
    saya berdoa kepada Allah belom tau jawabannya..

    jazakallahu khair

    wassalamualaikum

  3. Assalamualaikum, saya mohon kefahaman nya dan perlu jawaban.. Sbelum nya saya curhat kepada Allah tentang perasaan saya kepada seseorang.. Lalu dari curhatan tersebut aku umbarkan ke media sosial apakah itu menunjukan riya’ ? Tetapi sama sekali saya tidak ada sedikitpun untuk menunjukan riya’.. Hanya aku niatkan kepada Allah.. Mohon penjelasan nya

  4. Mau tanya ustad, apakah berkeluh kesah kepada Allah dan merengek meminta pertolongan dan bersedih termasuk sikap tidak ridho dan tidak sabar?

    1. Berkeluh kesah dan meminta tolong memang tempat yg terbaiknya hanya kepada Allah. Selama tidak melakukan hal2 yg menggambarkan rasa tidak terima dgn takdir Allah.

      ADMIN

  5. Subhanallah
    Curhat dengan Allah memang lebih aman dan rahasia pun terjaga.
    Insyaallah akan ada petunjuk untuk dapat menyelesàikan masalah yang diiringi dengan ibadah dan do’a kepadaNya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button