Benarkah Operasi Caesar Karena Bisikan atau Gangguan Jin?

Cukup banyak yang bertanya-tanya: apa benar SEMUA operasi caesar karena bisikan setan atau diganggu jin? Sehingga harus dirukiah dulu (rukiah untuk usir setan atau jin)
Jawabannya: tidak otomatis karena setan atau gangguan jin. Perlu diketahui, jin itu hukum asalnya takut kepada manusia dan kedudukan jin lebih rendah kedudukannya dari manusia. Jadi, jangan punya pandangan jin itu lebih hebat dari manusia dan leluasa mengganggu manusia.
Silakan baca tulisan kami:
Operasi caesar adalah metode pengobatan dengan indikasi medis. Indikasi caesar karena sakit dan penyakit (bukan otomatis karena jin). Jadi, sebagaimana sakit dan penyakit lainnya seperti demam, tifus, radang hati, ini adalah penyakit yang ada sebabnya (hubungan sebab-akibat, yaitu sebab kauni dalam istilah syariat).
Semoga tulisan yang ini bisa memberikan pengetahuan lebih mengenai operasi caesar.
Operasi Caesar adalah Pengobatan Sebagai Bentuk Tawakal
- Dalam dunia medis, operasi caesar adalah salah satu teknik pengobatan. Perlu diketahui bahwa operasi caesar adalah jalan terakhir. Sebisa mungkin diusahakan melahirkan secara normal. Operasi caesar dilakukan hanya pada kondisi darurat atau pada keadaan tertentu. Indikasi melakukan operasi caesar cukup banyak dan ketat.
- Sudah banyak ulama yang memfatwakan bolehnya operasi caesar dengan indikasi medis, dengan tujuan menyelamatkan jiwa ibu atau anaknya. Misalnya: bayi sangat besar di dalam, bayi sudah meninggal di dalam dan harus segera dikeluarkan, penyakit eklampsia, ketuban habis total, dan lain-lain.
Silakan baca tulisan kami:
- Yang tidak boleh adalah operasi caesar tanpa indikasi medis. Ini haram hukumnya, bahkan dokter tersebut salah jika melakukannya.
Silakan baca mengenai dalil bolehnya operasi caesar dan tidak bolehnya caesar tanpa indikasi:
- Operasi caesar sudah dijelaskan hukumnya oleh banyak ulama. Karenanya, mereka juga membahas hukum nifas bagi ibu yang menjalani operasi caesar. Silakan baca:
https://muslimafiyah.com/bagaimana-nifas-operasi-caesar-dan-keguguran.html
- Banyaknya operasi caesar saat ini karena banyak faktor. Mungkin muncul pertanyaan, “Kok dahulu lahir mudah ya, lahir ya brojol saja, sekarang kok banyak operasi caesar?”
Silakan baca tautan berikut ini sebagai jawabannya, sekaligus beberapa tips “agar kehamilan tidak berujung pisau bedah”
https://muslimafiyah.com/agar-kehamilan-tidak-berujung-pisau-bedah-catatan-stiga-part-2.html
- Tenaga medis dan dokter malah sangat menganjurkan agar persalinan normal, melakukan penyuluhan dan edukasi agar persalinan mudah dan dilakukan secara normal. Kami pun menuliskannya, tips-tips agar persalinan mudah.
Silakan baca:
https://muslimafiyah.com/tiga-kali-ngeden-alhamdulillah-brojol-lahir-sharing.html
- Karena operasi caesar merupakan bentuk pengobatan, maka ini adalah bentuk tawakal, yaitu menempuh usaha pengobatan, bukan berarti menafikan keimanan, karena berobat tidak berarti menafikan iman.
Silakan baca:
https://muslimafiyah.com/minum-obat-mengurangi-tawakkal.html
- Memang ada metode lain pengobatan semisal rukiah. Ulama menganjurkan agar mengombinasikan keduanya: pengobatan rukiah berupa doa dan metode pengobatan lainnya seperti medis, herbal, atau teknik pengobatan barat atau timur.
Silakan baca penjelasan ulama terkait hal tersebut:
dan tautan ini:
https://muslimafiyah.com/berobat-dengan-thibbun-nabawi-atau-ke-dokter-dahulu.html
- Ulama menjelaskan bahwa hadis “masuk surga tanpa hisab, yaitu tidak minta dirukiah”, karena meminta rukiah bisa menyebabkan ketergantungan hati terhadap rukiah, akhirnya membuka jalan untuk berpikir: rukiah yang menyembuhkan, kalau tidak dibaca rukiah oleh syekh fulan kurang mantap, atau ketergantungannya lebih daripada usaha untuk menempuh pengobatan kedokteran.
Syekh Shalih bin Abdul Aziz Alu Syekh menjelaskan makna hadis ini,
لأن الطالب للرقية يكون في قلبه ميل للراقي ، حتى يرفع ما به من جهة السبب . وهذا النفي الوارد في قوله : « لا يسترقون » ؛ لأن الناس في شأن الرقية تتعلق قلوبهم بها جدا أكثر من تعلقهم بالطب ونحوه
“Karena meminta rukiah akan menyebabkan hati cenderung (ketergantungan hati) kepada peruqyah, sampai ia bisa menyangka peruqyah adalah penyebab kesembuhan. Inilah maksud menafikan dalam hadis “tidak minta dirukiah”. Karena manusia terkait rukiah bisa jadi hati mereka lebih bergantung pada rukiah daripada pengobatan kedokteran atau sejenisnya,” (At-Tamhid hal. 33, Darut Tauhid, Syamilah)
Rukiah perlu dikombinasikan dengan teknik pengobatan lainnya, terlebih pada kasus tertentu semisal:
- Luka robek yang banyak dan besar karena kecelakaan, tentu dengan dijahit lebih dahulu lukanya, akan lebih menyembuhkan.
- Beberapa keadaan gawat darurat di UGD seperti tersengat racun ular, geger otak, serangan jantung, dan lain-lain.
- Memang benar bisa saja rukiah sembuh hanya dibacakan saja, sebagaimana kisah Abu Said Al-Khudri menyembuhkan orang tersengat racun kalajengking hanya dengan membacakan Al-Fatihah saja. Sebelumnya ia pincang, tiba-tiba langsung berdiri seolah-olah tidak pernah sakit. Akan tetapi, rukiah dan doa juga ada faktor iman di sana. Jika iman sekuat Abu Said Al-Khudri bisa jadi, akan tetapi siapa yang menjamin iman kita sekuat itu? Belum lagi iman naik dan turun sebagaimana dalam hadis.
- Ringkasnya, rukiah adalah metode pengobatan nabawi yang terbaik, bahkan salah satu ulama berpendapat bahwa “thibbun nabawi bukan pengobatan alternatif, tetapi harus jadi pengobatan utama”. Silakan baca:
Tentu thibbun nabawi dengan praktik yang benar serta bisa meningkatkan iman dan mendekatkan diri kepada Allah.
- Kami tekankan bahwa kedokteran modern, thibbun nabawi, herbal, serta apapun metode tersebut sama baiknya asalkan dilakukan oleh ahlinya dan berpengalaman, yang belajar sungguh-sungguh serta bisa jadi dengan waktu yang cukup lama belajarnya. Silakan baca:
- Jadi, semua teknik pengobatan saling mendukung dan tidak perlu saling menjelekkan atau menjatuhkan. Karena umat butuh dokter hati, yaitu para ulama, dan dokter penyakit badan, yaitu para dokter dan tabib —dengan izin Allah—. Karenanya Imam Syafii berkata,
لا تسكنن بلدا لا يكون فيه عالم يفتيك عن دينك، ولا طبيب ينبئك عن أمر بدنك
“Janganlah sekali-kali engkau tinggal di suatu negeri yang tidak ada di sana ulama yang bisa memberikan fatwa dalam masalah agama, dan juga tidak ada dokter yang memberitahukan mengenai keadaan (kesehatan) badanmu.” (Adab Asy-Syafii wa manaqibuhu hal. 244, Darul Kutub Al-‘Ilmiyah, Beirut, cet. I, 1424 H, syamilah)
Demikian semoga bermanfaat.
Penyusun: dr. Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com



