Hajar Aswad, Batu Dari Surga Yang Dahulunya Berwarna Putih
Sejarahnya dahulu hajar Aswad yang di Ka’bah berwarna putih dan berasal dari surga. Akibta dosa manusia, batu tersebut menjadi hitam.
عَنِابْنِعَبَّاسٍقَالَقَالَرَسُولُاللَّهِ -صلىاللهعليهوسلم- « نَزَلَالْحَجَرُالأَسْوَدُمِنَالْجَنَّةِوَهُوَأَشَدُّبَيَاضًامِنَاللَّبَنِفَسَوَّدَتْهُخَطَايَابَنِىآدَمَ »
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hajar aswad turun dari surga padahal batu tersebut begitu putih lebih putih daripada susu. Dosa manusialah yang membuat batu tersebut menjadi hitam”.[1]
عَنِابْنِعَبَّاسٍأَنَّرَسُولَاللَّهِ -صلىاللهعليهوسلم- قَالَ « الْحَجَرُالأَسْوَدُمِنَالْجَنَّةِوَكَانَأَشَدَّبَيَاضاًمِنَالثَّلْجِحَتَّىسَوَّدَتْهُخَطَايَاأَهْلِالشِّرْكِ.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hajar aswad adalah batu dari surga. Batu tersebut lebih putih dari salju. Dosa orang-orang musyriklah yang membuatnya menjadi hitam.”[2]
Syaikh Al-Mubarakfuri rahimahullah berkata,
صارتذنوببنيآدمالذينيمسحونالحجرسببالسواده،والأظهرحملالحديثعلىحقيقتهإذلامانعنقلاًولاعقلاً
“Dosa Bani Adam menyebabkan atu menjadi hitam dan (pendapat) yang lebih kuat adalah memahami dzahir hadits sebagaimana hakikatnya, tidak ada penghalang baik secara akal maupun dalil.”[3]
Mengapa Tidak Menjadi Putih Lagi?
Tentu kita bertanya kenapa tidak menjadi putih lagi denga kebaikan manusia dan tauhid orang-orang yang benar.
Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah berkata,.
اعترضبعضالملحدينعلىالحديثالماضيفقال ” كيفسودتهخطاياالمشركينولمتبيضهطاعاتأهلالتوحيد ” ؟
وأجيببماقالابنقتيبة : لوشاءاللهلكانكذلكوإنماأجرىاللهالعادةبأنالسواديصبغولاينصبغ،علىالعكسمنالبياض .
“ Sebagian orang yang menyimpang menentang hadits ini, mereka berkata: bagaimana bisa hitam karena kesalahan orang musyrik tetapi tidak bisa menjadi putih kembali dengan ketaatan ahli tauhid? Maka di jawab oleh Ibnu Quthaibah, jika saja Allah berkehendak maka bisa saja akan tetapi Allah menetapkan bahwa warna hitam itu memberikan warna bukan terwarnai berkebalikan dengan warna putih”[4]
Al-Muhibb At-Thabari berkata,
ج. وقالالمحبالطبري : فيبقائهأسودعبرةلمنلهبصيرةفإنالخطاياإذاأثرتفيالحجرالصلدفتأثيرهافيالقلبأشد .انظرلهما : ” فتحالباري ” ( 3 / 463 ) .
“Tetap putihnya warna batu adalah sebagai pelajaran, jika saja kesalahan pada batu menjadi keras maka lebih berbekas lagi pada hati.”[5]
Hajar Aswad Akan Menjadi Saksi Hari Kiamat
Sebagaimana dalam hadits,
عَنِابْنِعَبَّاسٍقَالَقَالَرَسُولُاللَّهِ -صلىاللهعليهوسلم- فِىالْحَجَرِ « وَاللَّهِلَيَبْعَثَنَّهُاللَّهُيَوْمَالْقِيَامَةِلَهُعَيْنَانِيُبْصِرُبِهِمَاوَلِسَانٌيَنْطِقُبِهِيَشْهَدُعَلَىمَنِاسْتَلَمَهُبِحَقٍّ »
Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda mengenai hajar Aswad, “Demi Allah, Allah akan mengutus batu tersebut pada hari kiamat dan ia memiliki dua mata yang bisa melihat, memiliki lisan yang bisa berbicara dan akan menjadi saksi bagi siapa yang benar-benar menyentuhnya.”[6]
Demikian semoga bermanfaat
@Pogung Lor, Yogyakarta Tercinta
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
Silahkan like fanspage FB , subscribe facebook dan follow twitter
[1] HR. Tirmidzi no. 877. Shahih menurut Syaikh Al Albani
[2]HR. Ahmad 1: 307. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa lafazh ‘hajar Aswad adalah batu dari surga’ shahih dengan syawahidnya.
[3] Thfatul Ahwadzi 3/525
[4] Fathul Bari 3/463
[5] Idem
[6]HR. Tirmidzi no. 961, Ibnu Majah no. 2944 dan Ahmad 1: 247. Abu Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan dan Syaikh Al Albani menshahihkan hadits.