AdabBimbingan IslamMuamalah

Panitia Kajian Bukan EO Profesional yang Dibayar

Terkadang ada oknum jama’ah peserta kajian (ingat jangan digeneralisir) yang mungkin kurang beradab dengan marah-marah atau protes pada panitia kajian. Bisa jadi oknum ini baru hijrah penampilan saja dan belum hijrah hati dan iman serta lupa belajar adab dan akhlak dasar Islam.

Kalau kesalahan panitia kajian itu hanya kesalahan manusiawi atau memang yang namanya manusia tidak sempurna terus, maka sebaiknya kesalahan atau hal yang kurang beres dari panitia kajian diberitahu dengan cara yang baik dan sesuai dengan adab menasehati. Lebih baik lagi secara empat mata atau kalau di sosial media dengan cara PM/inbox bukan marah-marah atau kritik terbuka di grop.
Kami jadi ingat, suatu ketika kami akan mengisi seminar/kajian di daerah. Dengan pesawat harus transit tiga kali. Tiket kepulangannya, panitia memesan tiket masing-masing dengan jarak hanya 1 jam. Seingat kami jadwalnya, 9.30 dan 10.30 dan 12.00 dengan maskapai penerbangan yang BERBEDA. Tentu perpindahan pesawat dari satu pesawat ke yang lain tidak cukup. Awalnya kami sedikit panik karena ketinggalan pesawat dan ingin menghubungi panitia, tapi kami berpikir jernih. Akhirnya kami putuskan tidak perlu hubungi panitia dan mengurus sendiri, walaupun sedikit ribet dan membeli tiket baru untuk dua tiket selanjutnya. Pertimbangannya adalah kami tidak ingin panitia kajian sedih dan merasa bersalah padahal mereka sudah berusaha dan berjuang agar ada kajian/seminat Islam di daerah mereka yanh baru dirintis, toh akhirnya urusan beres dan kami tetap bisa kembali ke rumah dengan selamat hari itu juga.
Mengapa bisa terlintas seperti ini? Karena kami dahulu (sampai sekarang) pernah menjadi panitia kajian, tepatnya di kota Yogyakarta. Pernah merasakan mengurus parkiran, mengurus peminjaman masjid, mengurus ini dan itu. Subuh-subuh sudah berangkat ke masjid untuk mempersiapkan ini dan itu. Tentunya pernah juga mendapatkan kritik dan marah-marah dari oknum jamaah kajian tertentu. Kritik dan nasehat tidak masalah disampaikan, bahkan harus ada, tetapi ada cara menyampaikannya agar lebih mengena dan lebih mudah diterima.
Maaf, sebelum memberikan masukan, kritik atau saran kepada panitia kajian, renungkan hal berikut
1. Panitia kajian asalnya mereka orang yang bersemangat menjalankan dan menyebarkan agama Allah, niat mereka baik. Jika ada cara yang salah, bisa dinasehati dengan cara baik, bukan sekedar dikomentari apalagi komentar di tempat umum atau grop sosmed
2. Panitia kajian bukan CEO profesional yang dibayar, mayoritasnya sukarelawan yang bisa jadi belum punya pengalaman banyak mengurus suatu kegiatan

Jika kita yang mengurus kajian tersebut, belum tentu juga beres semua tanpa cacat.
3. Kita harusnya berterima kasih kepada panitia kajian, mereka dengan sukarela mau mengurus kajian, sedangkan kita, bisa jadi hanya “menikmati” kajian tersebut atau bisa jadi kita ini hanya “tukang komentar saja” dan belum ada bukti nyata sumbangsih kita terhadap agama dan bangsa.
Dan untuk panitia kajian (notetomyself):
1. Panitia kajian tetap membangun berkomunikasi dan konsultasi kepada ustadz senior setempat
2. Mau menerima masukan, kiritik dan saran kemudian memperbaiki
3. Hindari persaingan “antar panitia kajian”, perlu kolaborasi dan komunikasi terutama panitia kajian yang tinggal satu kota.

Lebih baik lagi jika ada pertemuan rutin antar panitia kajian untuk koordinasi.
4. Tidak lupa dengan mengadakan kajian rutin (seperti kajian pekanan) membahas suatu pembahasan tertentu sampai selesai (menggunakan buku panduan atau kitab)
Nasehat adalah menginginkan kebaikan pada yang dinasehati. Salah satu adabnya adalah “menasehati di kala sepi”
Imam Asy-Syafi’i  rahimahullah berkata,
تعمدني بنصحك في انفرادي** وجنبْني النصيحة في الجماعهْ
فإن النصح بين الناس نوع** من التوبيخ لا أرضى استماعهْ
وإن خالفتني وعصيت قولي** فلا تجزعْ إذا لم تُعْطَ طاعهْ
Berilah nasihat kepadaku ketika aku sendiri,
Jauhilah memberikan nasihat di tengah-tengah keramaian
Sesungguhnya nasihat di tengah-tengah manusia itu termasuksesuatu
Pelecehan yang aku tidak suka mendengarkannya
Jika engkau menyelisihi dan menolak saranku
Maka janganlah engkau marah jika kata-katamu tidak aku turuti (Diwaan Imam Syafi’i)

Demikian semoga bermanfaat
@ Di Antara langit dan bumi Allah, pesawat Lion Air Yogyakarta – Jakarta
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button