Ketika Akal Sehat Hilang
Sebuah ungkapan:
Akal sehat laki-laki hilang
Ketika syahwat memuncak
Akal sehat wanita hilang
Ketika cemburu membara
Wanita mampu menyembunyikan
Cinta bertahun-tahun
Tapi belum tentu mampu
Menyembunyikan cemburu
Walau sedetik
Karenanya Islam agama mulia
Telah mengatur hal ini
Laki-laki segera menikah jika mampu
Para Istri segera memenuhi “ajakan” suami
Para suami harus bersabar dengan cemburu istri
Akal laki-laki hilang ketika syahwat memuncak
Ini sebagaimana dalam hadits, bahkan menghilangkan akal sehat laki-laki yang sudah teguh dalam beragama dengan keimanannya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﻣَﺎ ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﻣِﻦْ ﻧَﺎﻗِﺼَﺎﺕِ ﻋَﻘْﻞٍ ﻭَﺩِﻳﻦٍ ﺃَﺫْﻫَﺐَ ﻟِﻠُﺐِّ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞِ ﺍﻟْﺤَﺎﺯِﻡِ ﻣِﻦْ ﺇِﺣْﺪَﺍﻛُﻦَّ
“Tidaklah aku pernah melihat orang yang kurang akal dan agamanya sehingga dapat menghilangkankan akal laki-laki yang teguh selain salah satu di antara kalian wahai wanita.” [1]
Kalau saja laki-laki yang sudah teguh beragama saja bisa hilang akalnya, apalagi yang biasa saja?
Ibnu Baththal menjelaskan hadits ini,
ﻓﺈﺫﺍ ﻛﻦ ﻳﻐﻠﺒﻦ ﺍﻟﺤﺎﺯﻡ ﻓﻤﺎ ﺍﻟﻈﻦ ﺑﻐﻴﺮﻩ
“Kalau saja wanita-wanita tersebut, fitnahnya bisa mencapai laki-laki yang teguh beragama, maka bagaimana laki-laki yang lainnya?”[2]
Karenanya solusi dalam Islam yaitu:
1. Laki-laki segera sebisa mungkin untuk menikah jika mampu, sebagaimana dalam hadits [3]
2. Para istri segera dan sebisa mungkin memenuhi “ajakan suami ke ranjang”, dalam hadits dijelaskan wanita mendapat laknat jika menolak tanpa alasan syar’i [4]
3. Dll
Akal sehat wanita hilang saat cemburu membara
Perhatikan hadits, ketika ‘Aisyah memukul wadah makanan sehingga jatuh, yang dikirimkan melalui pelayan istri lainnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di hadapan para tamu-tamu penting. Hari itu adalah jatah ‘Aisyah di rumah beliau, tetapi ‘Aisyah cemburu ada istri lain mengirim makanan untuk suaminya di rumah beliau. Tentu ini “sangat memalukan” bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, di hadapan para tamu- tamu penting ada kejadian seperti itu
Beliau dengan sabar, memaklumi dan tidak marah, merapikan wadah yang jatuh dan pecah sambil berkata menjelaskan kepada tamu-tamunya:
ﻏَﺎﺭَﺕْ ﺃُﻣُّﻜُﻢْ
“Ibu kalian sedang cemburu (mohon maklumi)”
Lalu beliau mengganti piring tersebut dengan piring utuh milik istri yang beliau sedang berada di rumahnya…” [5]
Lihat bagaimana permakluman dan sabarnya beliau menghadapi cemburu istri. Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan,
ﺍﻋﺘﺬﺍﺭ ﻣﻨﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻟﺌﻼ ﻳُﺤﻤﻞ ﺻﻨﻴﻌﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻳُﺬﻡ، ﺑﻞ ﻳﺠﺮﻱ ﻋﻠﻰ ﻋﺎﺩﺓ ﺍﻟﻀﺮﺍﺋﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻐﻴﺮﺓ، ﻓﺈﻧﻬﺎ ﻣﺮﻛﺒﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﻨﻔﺲ ﺑﺤﻴﺚ ﻻ ﻳُﻘﺪﺭ ﻋﻠﻰ ﺩﻓﻌﻬا
“Ini adalah pemberian udzur (memaklumi) dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, agar perbuatan istrinya tidak dicela tetapi merupakan sifat dasar yaitu cemburu. Perasaan ini muncul dari hati yang mereka bisa jadi tidak mampu menahannya.” [6]
Demikian semoga bermanfaat
@Gemawang, Yogyakarta Tercinta
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
Catatan kaki:
[1] HR. Bukhari no. 304
[2] Syarah Ibnu Baththal Shahih Bukhari
[3] Haditsnya,
ﻳَﺎ ﻣَﻌْﺸَﺮَ ﺍﻟﺸَّﺒَﺎﺏِ، ﻣَﻦِ ﺍﺳْﺘَﻄَﺎﻉَ ﻣِﻨْﻜُﻢُ ﺍﻟْﺒَﺎﺀَﺓَ ﻓَﻠْﻴَﺘَﺰَﻭَّﺝْ، ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﺃَﻏَﺾُّ ﻟِﻠْﺒَﺼَﺮِ
ﻭَﺃَﺣْﺼَﻦُ ﻟِﻠْﻔَﺮْﺝِ، ﻭَﻣَﻦْ ﻟَﻢْ ﻳَﺴْﺘَﻄِﻊْ ﻓَﻌَﻠَﻴْﻪِ ﺑِﺎﻟﺼَّﻮْﻡِ، ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻟَﻪُ ﻭِﺟَﺎﺀٌ
“Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kalian yang mempunyai kemapuan untuk menikah, hendaklah ia menikah. Sesungguhnya menikah itu dapat menahan pandangan mata dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa diantara kalian yang belum mampu menikah, maka hendaklah ia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu benteng (peredam syahwat).” (HR. Bukhari)
[4] Haditsnya,
ﺇِﺫَﺍ ﺩَﻋَﺎ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﺍﻣْﺮَﺃَﺗَﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﻓِﺮَﺍﺷِﻪِ ﻓَﺄَﺑَﺖْ ﺃَﻥْ ﺗَﺠِﻰﺀَ ﻟَﻌَﻨَﺘْﻬَﺎ ﺍﻟْﻤَﻼَﺋِﻜَﺔُ ﺣَﺘَّﻰ ﺗُﺼْﺒِﺢَ
“ Jika seorang pria mengajak istrinya ke ranjang (untuk berhubungan intim), lantas si istri enggan memenuhinya, maka malaikat akan melaknatnya hingga waktu Shubuh” (HR. Bukhari no. 5193 dan Muslim no. 1436).
[5] HR. Bukhari: 5225
[6] Fathul Bari 7/417, maktabah syamilah